Jumat, 07 Juni 2013

Beautiful Borneo

Beautiful borneo, sebuah ungkapan yang tidak pernah ada dalam benakku sebelumnya. pertama kali saya menginjakkan kaki di bumi kalimantan ini, sungguh berbeda dengan apa yang aku bayangkan sebelumnya. kupikir di kalimantan masih banyak kehidupan primif, banyak orang dayak yang masih hidup bergantung pada alam, mungkin jalannya masih sulit dijangkau karena banyak hutan, mungkin banyak hewan hewan liar berkeliaran di kota, mungkin kesulitan air bersih dan banyak lagi fikiran negatif lainnya. semua fikiran itu terhenti tatkala aku menginjakkan kaki di bandara sepinggan kota balikpapan provinsi kalimantan timur. wow, amazing..bandara ditepi laut, dengan pemandangan kerlap kerlip dimalam hari sesaat sebelum mendarat. ternyata balikpapan ramai juga ya, fikirku. berkeliling di kota balikpapan ternyata sangat menyenangkan, jalan-jalannya hampir disebut tidak ada kemacetan, namun tentu saja hanya pada area- area kecil seperti simpangan besar, dan itu adalah wajar. kotanya pun bersih dan ditata dengan rapi meski arealnya perbukitan, jalannya kadang naik dan kadang turun, rumah rumah pun harus menyesuaikan dengan tekstru geografis tersebut. kucari tempat yang agak tinggi, kuingin melihat hamparan kota balikpapan. gn. dubbs, sebuah perumahan tua, setua kilang minyak yang tiap harinya memproses ratusan ribu barel perhari. disana kita bisa melihat hamparan kota balikpapan yang menghadap kepantai. beautiful.....wow...
namun ada satu hal yang tidak semua orang bisa memutuskan untuk menetap di kota balikpapan ini, yaitu tingkat biaya hidup yang sangat tinggi. untuk kelas kaki lima saja, sekali makan sepuluh hingga lima belas ribu. setidaknya perhari untuk makan menghabiskan lima puluh ribu. untuk itu hidup disini harus memiliki penghasilan paling tidak diatas dua juta untuk kehidupan sederhana per satu orang. kota ini ternyata memang disebut the most expensive city in Indonesia.
setali tiga uang, ternyata kehidupan di kota kota lain di kalimantan khususnya kalmantan timur, tidak jauh berbeda tingkat biaya hidupnya, baik samarinda, tenggarong, tarakan, berau, bontang dan lain lain. berbeda dengan balikpapan yang berbatasan dengan pantai yang indah, samarinda dan tenggarong di dominasi oleh sungai besar yaitu sungai mahakam, sungai ini memiliki keindahan tersendiri, setiap harinya kapal tongkang pengangkut batubara pun hilir mudik hingga sore. menikmati keindahan sungai dengan mencoba berjalan jalan ke tepian sembari menikmati kuliner menjadi keasyikan sendiri. sebenarnya di kota kota besar di kalimantan timur ini, tidak memiliki penduduk asli, hampir 90 persen semuanya pendatang, baik itu jawa, bugis, banjar dll.